Mempertimbangkan Masuk sekolah sepak-bola

Beberapa bulan yang lalu anak laki-laki kami  (9 thn) menyatakan keinginannya untuk masuk sekolah bola di dekat rumah. Sudah lama memang ia senang bermain sepak-bola, tapi kami tidak pernah terpikirkan untuk menseriusi permainan sepak-bolanya dengan memasukkannya ke sekolah sepak-bola, terlebih lagi karena kami berpendapat bahwa sepak-bola hanya sekedar tontonan, bukan sebuah profesi yang menjanjikan.

Karena berkali-kali diutarakan, akhirnya keinginan ini disambut oleh buyanya dengan memberikan tugas persyaratan, tugas ini dimaksudkan dengan mencapai dua tujuan, pertama secara pengetahuan si anak jadi tahu mengenai kondisi persepak-bolaan di Indonesia dan dunia, yang kedua persyaratan ini dimaksudkan untuk melihat keseriusan serta melatih kegigihan dia dalam memperjuangkan apa yang ia inginkan.

Mulailah hari-hari ia habiskan untuk googling terkait dunia sepak bola, dimulai dari sejarah sepak-bola, sepak-bola di Indonesia, kondisi politik sepak-bola indonesia serta masa depan sepak-bola indonesia.

Selain googling, ia juga sibuk mencatat dan belajar bagaimana menyusun slide presentasi, Buya memberikan waktu selama dua minggu untuk proses itu.



Ia memperlihatkan kegigihannya dalam proses penyelesaian tugas presentasi, sehingga meninggalkan bermain di luar ataupun memilih di rumah ketika di ajak pergi, "ingin menyelesaikan tugas katanya"


Puncaknya, di suatu pagi Pancar mempresentasikan mengenai dunia persepakbolaan, yang dimulai dari sejarah sepak-bola itu sendiri, kapan masuk ke Indonesia, organisasinya, serta masa depan sepak bola Indonesia. Dari proses ini dia mengenal beberapa tokoh penting di Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, serta Soeratin Sosrosoegondo sebagai pendiri PSSI. Bahkan ada hal penting yang ia sukai dari apa yang pernah disampaikan oleh Presiden soekarno mengenai penolakkannya terhadap keikut-sertaan Israel dalam Asian Games pada waktu itu, karena sudah jela-jelas bahwa Israel itu penjajah, dan penjajah itu harus dihapuskan.

Begitulah, cerita pembelajaran di keluarga kami, bagaimana menanamkan keteguhan dalam mencapai tujuan atau yang selalu saya sebut sebagai mengasah daya juang.

see you... |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar